Senin, 03 Desember 2012

MEMELIHARA ANAK AYAM KAMPUNG



doc umur 3 hari
Melihara DOC ayam kampung perlu perhatian khusus. DOC atau anakan adalah masa rentan terhadap kematian. Jadi, perlu penanganan dan memeliharaan serta perhatian yang ekstra demi mencegah kemungkinan kematian anak ayam tersebut. Dalam halaman ini kami ingin berbagi bagaimana cara merawat DOC atau anak ayam pada usia 1-7 hari.

DOC usia 1-7 hari termasuk usia kritis dimana usia tersebut sering terjadi kematian. Sering kami melihat ayam yang diliarkan bila seekor induk ayam bersama 9-12 anak ayam kemungkinan hanya bertahan 7-8 ekor hingga usia dewasa. Untuk itu bila kita memelihara sejak dari DOC umur 1-7 hari perlu usaha merawat anak ayam dengan serius. Adapun tips memelihara anakan umur 1-7 hari adalah sebagai berikut :

1. Perkandangan
Persiapan kandang DOC
Sesaat sebelum kita memiliki DOC usahakan untuk membuat kandang terlebih dahulu. Kandang ayam untuk 1-7 hari disebut brooder. Broder adalah kandang pemanas untuk menggantikan lindungan induk ayam. Karena anak ayam tersebut masih membutuhkan panas berlebih dibanding suhu dari luar. Tempatkan kandang tersebut di dalam rumah untuk menghindari dari pemangsa dll.
Syarat Kandang
Pastikan kandang untuk anak ayam memudahkan kita memantau dan mengambil ayam serta berbagai peralatan untuk pemeliharaannya. Kandang terlalu rapat dan susah dibuka akan menyulitkan kita mengambil ayam, tempat pakan dll. Usahakan kita mudah untuk memasukkan dan mengeluarkan ayam, pakan, tempat minum dll secara cepat.
Alas Kandang
Untuk alas sebaiknya adalah datar atau rata. Penempatan DOC pada alas berlubang seperti strimin akan menyebabkan kaki pengkor karena ayam susah berdiri dan dipaksa mencengkeram alas. Jika sahabat merasa repot dengan kotorannya, gunakan strimin yang berlubang kecil
Dinding Kandang
Dinding haruslah terbuat dari bahan yang kedap udara. Tahan air dan kurangi beberapa bahan yang mengandung besi atau kawat.

2. Peralatan
Peralatan yang dipakai untuk pemeliharaan DOC umur 1-7 hari adalah tempat pakan, tempat minum, dan pemanas.
a. Tempat Pakan
Pemberian tempat pakan bila kita ambil perbandingan adalah 2:1. Intinya tempat pakan haruslah melebihi dari kapasitas ayam. Misal dalam kandang terdapat 20 ekor, dan 1 tempat pakan memuat 10 ekor maka tempat pakan haruslah diberi 3 buah. Hal ini memungkinkan DOC ayam tidak berebut saat makan.
Bila sahabat mengalami masalah pakan anak ayam yang berhamburan karena dikais-kais, maka gunakan nampan dan beri pakan ayam. Kemudian di atas pakan tersebut diberi strimin agar pakan tidak berhamburan. Cara ini lebih efektif dan efisien dibanding tempat pakan yang dibiarkan terbuka lebar.
b. Tempat Minum
Berilah tempat minum dengan keadaan yang bersih. Bisa membeli di poultry terdekat atau membuat sendiri dengan bambu yang dilubangi tiap ruasnya seperti kentongan. Di daerah kami menyebut clonthang (bahasa jawa). Gantilah air dengan yang baru paling lama 2 hari se-kali.

c. Pemanas
Banyak sumber panas dapat digunakan untuk menggantikan tugas induknya. Gunakan lampu pijar dengan 25-60 Watt sesuai kebutuhan. Tentu dengan memperhatikan suhu ideal untuk anak ayam seperti poin 5.

3. Pembuatan Broder Sederhana
Broder sederhana, efektif dan efisien adalah penggunaan kardus dengan memberikan alas koran di bawahnya. Berilah pemanas seperti poin 2 c.

4. Pemberian Pakan dan minum
Seperti yang sudah kami tulis tentang jenis pakan ayam berdasar umur. Kita harus memberikan jenis pakan yang tepat. Jangan sampai DOC umur 1-7 hari diberi pakan kasar. Berilah BR1 yang sudah dihaluskan agar tidak terjadi berak dan pengerasan kotoran pada anus anak ayam. Anak ayam membutuhkan protein lebih tinggi dibanding ayam dewasa sebesar 19-24%. Protein yang cukup memungkinkan anak ayam tumbuh cepat dan bulu tumbuh lebih cepat. Kami memberikan protein hewani seperti ulat hongkong dll. Bila ulat hongkong terlalu mahal sahabat bisa memberikan pelet ikan sebagai pengganti. Saya jamin anak ayam akan super cepat pertumbuhannya.

Pemberian minum yang manis akan menyebabkan anak ayam makan dengan lahap. Jadi berilah air gula jawa atau sejenis secukupnya. Jangan sampai menimbulkan semut di area kandang. Kami biasa mencampurkan dengan air wortel untuk mencegah mata sayup akibat cahaya lampu terlalu terang.

5. Suhu dalam kandang
Kami sudah menulis tentang suhu tepat untuk ayam kampung khususnya DOC. Dimana suhu ideal adalah 29-33 derajat Celsius. Pastikan untuk tidak kurang atau lebih terlalu banyak.

6. Vaksin
Seperti prinsip metode pemeliharaan kami yaitu memproduksi ayam kampung organik. Kami tidak memberikan vaksin kepada anak ayam. Ini dimaksudkan agar ayam terbiasa sejak awal untuk tidak dimasuki kandungan berbahaya. Kami memberikan rendaman air kapur atau gamping (jawa) sebagai pengganti vaksin. Sahabat bisa mengganti pelarut vaksin dengan air kelapa muda jika vaksin terpaksa diberikan. Air kelapa muda (kelapa hijau) lebih tahan lama setelah diencerkan selama 2 kali lipat dibanding aturan pemberian vaksin yaitu 4 jam. Biasanya vaksin harus diberikan 2 jam setelah diencerkan.

7.  Pemantauan
Pemantauan pertumbuhan adalah kegiatan terakhir setelah langkah-langkah di atas dilakukan. Pengecekan bila ada anak ayam yang kurang bergairah atau bahkan menunjukkan gejala sakit harus cepat ditangani dan dipisahkan.

Seperti itulah pemeliharaan dan cara merawat doc ayam kampung versi kami. Semoga artikel kami bermanfaat dan membantu memecahkan masalah membesarkan DOC umur 1-7 hari. Ada keluhan, kritik dan saran? Jangan sungkan memberi tanggapan di kotak komentar. Salam sukses Peternak Ayam Indonesia!

AYAM BANGKOK




Cara Ternak Ayam Bangkok
Mengawinkan induk bukanlah pekerjaan yang sulit, terutama bagi peternak yang sudah berpengalaman. Hal yang sulit adalah mencari bakal Pejantan dan Indukan yang berkualitas tinggi. Mengawinkan induk bisa dilakukan di kandang umbaran atau dengan sistem kawin tembak (doddogan). Caranya induk betina dipegangi, lalu induk jantan akan mengawini si betina. Cara ini terkenal paling efektif dan cepat menghasilkan keturunan. Induk jantan yang baik biasanya tidak terlalu sulit dikawinkan dengan cara dogdogan. Jika induk jantan tidak mau mengawini induk betina dengan cara dogdogan, sebaiknya induk jantan dan induk betina dikawinkan di dalam kandang umbaran.
Satu ekor pejantan bisa mengawini 3-4 induk betina. Perkawinan juga bisa dilakukan secara inseminasi buatan, tetapi cara ini jarang dilakukan karena cara perkawinan alamiah terhitung cukup gampang dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya khusus untuk membeli peralatan inseminasi.

Induk yang telah dikawinkan akan bertelur seminggu setelah dikawinkan. Induk betina ayam bangkok bertelur terbatas, tidak lebih dari 20 butir setiap periodenya. Hal ini berbeda dengan ayam kampung yang bisa bertelur sampai 40 butir untuk setiap periode. Telur-telur tersebut bisa dierami oleh induknya atau ditetaskan di dalam mesin tetas. Untuk usaha skala kecil, penetasan bisa dilakukan oleh induknya, tetapi untuk usaha berskala besar, terutama peternakan yang menjual anakan (DOC), penetasan dengan mesin tetas dapat mempercepat kapasitas produksinya.
text-shadow: 1px 1px 0px rgb(255, 255, 255);" align="center">
Anak ayam menetas setelah dierami oleh induknya selama 21 hari atau sama dengan penetasan menggunakan mesin tetas. Anak ayam yang baru menetas bisa ditempatkan dikandang postal setelah berumur dua hari. Kandang postal anak ayam dilengkapi dengan pemanas yang berfungsi sebagai induk buatan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengawinkan ayam bangkok adalah tidak mengawinkan saudara sekandung (berinduk sama). Namun perkawinan antara induk (F1) dan anak (F2) masih diperkenankan. Begitu juga dengan perkawinan antara induk (F1) dan cucu (F3).

AYAM BURAS





1. PENDAHULUAN

Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan.

Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.


Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit.

2. BIBIT

Ciri-ciri bibit yang baik :

1. Ayam jantan
* Badan kuat dan panjang.
* Tulang supit rapat.
* Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
* Paruh bersih.
* Mata jernih.
* Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
* Terdapat taji.
2. Ayam betina (petelur) yang baik
* Kepala halus.
* Matanya terang/jernih.
* Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
* Paruh pendek dan kuat.
* Jengger dan pial halus.
* Badannya cukup besar dan perutnya luas.
* Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
* Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.

3. PEMELIHARAAN

Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan :

1. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas dan mencari pakan sendiri).
2. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan).
3. Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).


Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :

1. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 - 6 minggu, dimana anak ayam sepenuhnya diserahkan kepada induk atau induk buatan.
2. Pemeliharaan ayam dara (grower) : 6 - 20 minggu.
3. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir (.... 2 tahun).

Untuk memperoleh telur tetas yang baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan melayani 9 (sembilan) ekor betina, sedangkan untuk menghasilkan telur konsumsi, pejantan tidak diperlukan.

4. PERKANDANGAN

Fungsi kandang yaitu :

1. Untuk tempat berteduh dari panas dan hujan.
2. Sebagai tempat bermalam.
3. Untuk memudahkan tata laksana.

Syarat kandang yang baik, yaitu :

1. Cukup mendapat sinar matahari.
2. Cukup mendapat angin atau udara segar.
3. Jauh dari kediaman rumah sendiri.
4. Bersih.
5. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya).
6. Kepadatan yang sesuai.
7. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.

Kepadatan kandang :

1. Anak ayam beserta induk : 1 - 2 m 2 untuk 20 - 25 ekor anak ayam dan 1 - 2 induk.
2. Ayam dara 1 m 2 untuk 14 - 16 ekor.
3. Ayam masa bertelur, 1 - 2 m 2 untuk 6 ekor dan pejantan 1 ekor.

5. PAKAN

Zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral dan air. Adapun konsumsi pakan adalah sebagai berikut :

* Anak ayam dara 15 gram/hari
* Minggu I-III 30 gram/hari
* Minggu III-V 60 gram/hari
* Minggu VI sampai menjelang bertelur 80 gram/hari
* Induk 100 gram/hari

Pemberian pakan adalah sehari dua kali, yaitu pagi dan sore, sedangkan air minum diberikan setiap saat.

6. PENYAKIT DAN PENCEGAHAN

1. ND = Necastle Desease = Tetelo
Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
2. Cacingan
Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
3. CRD (pernafasan)
Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin (dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
4. Berak Darah
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum, dosis 0,012 -0,024% untuk 3 - 5 hari.
5. Pilek
Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5 -7 hari.
6. Cacar
Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.

7. ANALISA USAHA AYAM BURAS

1. Pengeluaran
1. Bibit: 100 ekr x Rp. 12.000,- -----------------------------> Rp. 1.200.000,-
2. Pakan100 ekr x 360 hr x 100 gr x Rp. 491,- / 1000 ------> Rp. 1.767.600,-
3. Penyusutan kandang/th Rp. 500.000: Rp. 50.000/2 th -----> Rp. 225.000,-
4. Tenaga kerja: 12 x Rp. 150.000,- /bulan ------------------> Rp. 1.800.000,-
5. Vaksin dan Obat: 100 ekr x 4 kali x Rp. 50,- -------------> Rp. 20.000,-
Total ------------------------------------------------------> Rp. 5.012.600,-
2. Pendapatan
1. Penjualan telur/th 95%x100 ek x 25% x 360 hr x Rp. 300,- -----> Rp 2.565.000,-
2. Penjualan kotoran ayam/th
25 grx95 ekrx360 x Rp. 2.000,- -----> Rp. 34.200,-
3. Penjualan ayam afkir: 95 ekr x Rp. 13.500,- ---------------------> Rp. 1.282.500,-
Total ------------------------------------------------------------> Rp. 3.881.700,-
3. Penghasilan/tahun: pendapatan - pengeluaran - Rp. 1.130.900,-
Karena keuntungannya negatif, maka sebaiknya untuk pemeliharaan 100 ekor ayam, tenaga kerja cukup ditangani oleh peternak, sehingga biaya untuk tenaga kerja Rp. 0,-. Dengan kata lain, untuk pemeliharaan 100 ekor ayam :
1. Pengeluaran Rp. 3.212.600,-
2. Pendapatan Rp. 3.881.700,-
3. Keuntungan Rp. 669.100,-
keuntungan/bln Rp. 55.758,-

Asumsi harga pasaran bulan Februari 1996

1. Harga bibit siap telur/ekor Rp. 12.000,-
2. Harga telur/butir Rp. 300,-
3. Harga pakan, dengan susunan:
* 30 kg pakan Rp. 300,- /kg
* 50 kg pakan layer (441) Rp. 605,- /kg
* 1 kg mineral Rp. 500,- /kg
4. Harga ayam apkir Rp. 13.500,-
5. Harga kotoran ayam 1 karung (50 kg) Rp. 2.000,-
6. Mortalitas (kematian) 5%
7. Produktivitas telur 25%
8. Biaya kandang ayam perekor Rp . 5.000,-
9. Biaya vaksin & obat perekor Rp. 50,-

8. SUMBER

Brosur Intensifikasi Ternak Ayam Buras, Dinas Peternakan, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta (tahun 1996).

9. KONTAK HUBUNGAN

Dinas Peternakan, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jl. Gunung Sahari Raya No. 11 Jakarta Pusat, Tel. (021) 626 7276, 639 3771 atau 600 7252 Pes. 202.

PEMILIHAN BIBIT AYAM BURAS

1. KELUARAN
Teknik pembibitan bibit ayam buras yang baik
2. PEDOMAN TEKNIS
1. Calon induk betina:
* sehat dan tidak cacat
* lincah dan gesit
* mata bening dan bulat
* rongga perut elastis
* tidak mempunyai sifat kanibal
* bebas dari penyakit
* umur 5 - 12 bulan.
2. Calon pejantan:
* sehat dan tidak cacat
* penampilan tegap
* bulu halus dan mengkilap
* tidak mempunyai sifat kanibal
* umur 8 - 24 bulan.
Jumlah induk dan pejantan disesuaikan dengan kondisi dan umurnya antara 8 - 10 : 1
3. SUMBER
Hompage Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id, Maret 2001
4. KONTAK HUBUNGAN
Departemen Pertanian RI, Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia

PENETASAN ALAMI AYAM BURAS

1. KELUARAN
Sangkar tetas dengan hasil daya tetas tinggi.
2. BAHAN
Bambu, kawat, paku, rumput kering.
3. ALAT
Gergaji, pisau serut, palu, tang, dll.
4. PEDOMAN TEKNIS
1. Sangkar penetasan dibuat dari bambu berbentuk kerucut dengan suhu penetasan dalam sangkar pengeraman cukup baik.
2. Cara pembuatan
1. Potong bambu berdiameter 25 - 50 cm sepanjang 125 cm, 1/3 bagian harus berada di atas ruas sedangkan yang 2/3 bagiannya sebagai tiang
penyangga.
2. satu pertiga dari bambu bagian atas dibelah-belah kecil ( 1-1,5 cm), dihaluskan, kemudian dianyam dengan belahan bambu tipis, dimulai dari
bagian ujung bawah belahan bambu, sehingga berbentuk kerucut.
3. Bagian ujung paling atas diikat dengan kawat tali, agar ayaman tidak lepas.
4. Sangkar diletakkan di tempat yang aman dan jauh dari keramaian dan terhindar dari gangguan hewan liar.
5. Bagian bawah sangkar dialasi dengan rumput kering, yang merupakan alas/tempat diletakkannya telur dan sekaligus sebagai tempat penetasan.
3. Sangkar penetasan kerucut ini menghasilkan daya tetas telur 77,37 %, kematian embriyo 16,64 %, suhu maksimum 102,3°C dan suhu minimum 83,5°C.
5. SUMBER
Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id, Maret 2001
6. KONTAK HUBUNGAN
Departemen Pertanian RI, Kantor Pusat Departemen Pertanian - Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia

Selasa, 20 November 2012

ITIK JANTAN YANG CANTIK


Sebutan itik yang paling cantik sangatlah tepat diberikan pada ke-2 anggota genus Aix. Genus Aix memang hanya terdiri dari 2 spesies yaitu : Itik Mandari (Aix galericulata) dan Itik Wood (Aix sponsa). Penampilan dari kedua jenis itik jantan ini sangat indah serta menarik berbeda dengan penampilan penampilan jenis betina bahkan dengan jenis-jenis itik lainnya.


Wood Duck Aix Sponsa
Wood Duck Aix Sponsa atau itik Carolina adalah salah satu spesies yang hidup di Amerika Utara. Merupakan sejenis itik berukuran sedang. Penampilan jantan menarik,  memiliki bulu yang berwarna-warni yang khas serta memiliki lingkaran mata berwarna merah. Berbeda dengan penampilan Wood Duck betina yang memiliki perpaduan warna putih dan abu-abu. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Wood_Duck
Mandarin Duck (Aix galericulata)
Itik mandarin merupakan sejenis itik berukuran sedang dengan memiliki badan sepanjang 41-49 cm dan rentan sayap 65-75cm. Species ini awalnya tersebar merata di Asia Timur.  Itik hias ini banyak ditemukan dan berkembang biak di kawasan hutan yang memiliki sumber air. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Mandarin_Duck
Sumber: diterjemahkan dari wikipedia

SEJARAH AYAM KETAWA

Penuturan salah seorang tokoh masyarakat Sidrap mengatakan bahwa dahulunya Ayam ketawa hanya dipelihara dan berkembang di lingkungan kerajaan/kraton Bugis terutama di kalangan Bangsawan Bugis yang merupakan symbol status sosial. Selain itu dijelaskan pula bahwa masyarakat Bugis memiliki budaya yang selalu menyebutkan Keberanian, Kesuksesan dan Keberhasilan seseorang dengan menyebutkan istilah ‘JANTAN’.

Dipastikan hampir semua lapisan masyarakat Indonesia mengetahui bahwa seorang Pahlawan Nasional asal Sulawesi Selatan yang bernama Sultan Hasannudin terkenal dengan sebutan “Ayam Jantan Dari Timur”.Gelar tersebut disematkan karena keberanian dan perjuangannya yang luar biasa tanpa kenal kata menyerah untuk mengusir penjajah Belanda dari bumi Sulawesi Selatan walaupun harus dengan jalan Perang. Karena terbatasnya masyarakat yang memelihara dan mempunyai Ayam Ketawa (Manu’ Gaga’) menyebabkan terbatasnya penyebaran Ayam Ketawa di tengah-tengah masyarakat dan tidak sepopuler seperti ayam kampung lainnya.

Pada waktu dan tempat yang berbeda salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah asal Kabupaten Sidrap menjelaskan secara lebih detail lagi bahwa daerah awal penyebaran Ayam Ketawa berada di sekitar Kecamatan Panca Rijang, Kec Baranti dan sekitarnya , diantaranya kampung Simpo, Arasi’e, Rapang, Benteng, Paseno dan Tonronge. Kampung-kampung tersebut dahulunya merupakan kampung-kampung tua yang masuk dalam wilayah bekas pusat Kerajaan Bugis
yang disebut daerah Rappang.

Di mulai pada tahun 2005 guna mendorong pelestarian dan penyebaran Ayam Ketawa (Manu’ Gaga’) Pemerintah Kabupaten Sidrap yang di pimpin oleh Bupatinya saat itu yang memberikan perhatian terhadap satwa langkah tersebut dengan tujuan agar tetap lestari dan tidak musnah selanjutnya mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat memotivasi masyarakat untuk memelihara Ayam Ketawa, diantaranya dengan mengadakan Perlombaan2, Penyuluhan tentang cara Pemeliharaan, Perawatan serta Penyediaan Vaksinasi secara Gratis dll. Seiring dengan perkembangan zaman dan sejalan dengan kebijaksanaan yang telah ditempuh oleh Pemerintah Kabupaten Sidrap lama kelamaan Ayam Ketawa tersebar dan mulai banyak dipelihara oleh semua lapisan masyarakat di Sidrap dan sekitarnya bahkan pelan tapi pasti telah menyebar ke seluruh Wilayah NKRI walaupun dalam jumlah yang terbatas. Hal ini karena Ayam Ketawa memiliki keunikan.

pada suaranya saat berkokok dimana saat berkokok Ayam Ketawa mengeluarkan suara seperti orang ketawa dengan interval suara cepat disebut Garetek dan dengan interval suara Lambat disebut Gaga’ serta suara mendayu-dayu disebut Dodo.

Selain memiliki suara yang unik Ayam Ketawa juga mempunyai warna bulu yang menarik dan di dukung oleh bentuk tubuh yang enak di pandang mata.

Bangsa Indonesia harus bangga dan bersyukur karena mempunyai satwa unggas jenis Ayam yaitu Ayam Ketawa yang tidak ada duanya di dunia dengan kata lain hanya ada di Indonesia khususnya Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.

AYAM POLAND JAMBUL

Ayam Polandia berjambul warna menarik  suara oke
AYAM POLANDIA BERJAMBUL UNIK DAN MENARIK
Aneka satwa warta majalahburungpas.com, Beragam ayam dapat kita jumpai di lingkungan sekitar kita seperti ayam Bangkok. Serama, pelung, serama, Kate, bekisar, Ketawa, dan masih banyak lagi jenis ayam yang belum kita kenal,  aneka ayam-ayam ini sudah terkenal di Indonesia bahkan dunia. Beberapa negara di dunia  juga memiliki khas satwa tersendiri termasuk ayam Jambul seperti dalam muatan ini adalah ayam Polandia.
Di sebut ayam polandia, karena di Indonesia keberadaan ayam tersebut hasil import. Ayam Polandia memiliki postur tubuh yang agak kecil seperti Kate bedanya, ayam ini tidak terlihat cebol bila di banding dengan Kate juga  serama. Ciri Khusus dari ayam tersebut, adalah bulu di kepala berjambul.
Ayam polandia juga memiliki beragam bulu, baik putih, hitam maupn lorek. Sedang kokoknya juga tidak jauh berbeda dengan ayam Kate dengan suara yang cukup unik dan menarik.   Satu ekor ayam polandia jantan bisa tembus 250.000 namun ini untuk dewasa, sedang betina justru malah  lebih mahal sekitar Rp. 350.000  dan untuk Kutuk, (DOC)  umur 2 bulan sudah mencapai Rp. 200 Ribu.  
Untuk makanannya sama dengan lazimnya ayam yang lain, tetapi satu hari yang dewasa sekitar membutuhkan 1,5 on saja, “kata Bagus  Muryanto salah satu pedagang ayam hias polandia tersebut ketika memberikan info  kepada media majalahburungpas.com ini. Red